Rabu, 23 Mei 2018

Di Indonesia juga ada da'i-da'i kondangnya yang memperbolehkan Bom Bunuh diri diantaranya Abdul Shomad



Untuk membenarkan aksi Bom Bunuh diri tersebut maka Abdul Shomad-pun disamping taklid buta terhadap teroris Yusuf Qardhawi, dia juga memakai dalil namun sayang dalil akal-akalnya tersebut sangat rapuh yakni di zaman Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam sewaktu perang uhud ada seorang sahabat yang menyerang kerumunan musyrikin maka oleh Abdul Shomad hal itu dianggapnya sebagai bunuh diri.

Padahal yang benar bahwa Sahabat itu meninggal bukan bunuh diri tapi DIBUNUH OLEH MUSYRIKIN kemudian disamping itu juga perbuatan menyerang kerumunan musuh masih memiliki harapan hidup walaupun sangat kecil sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Barra bin Malik radhiyallahu 'anhu dalam Perang Bani Hanifah yang memerintahkan kepada para sahabatnya untuk melemparkan dirinya (dengan ketapel) ke dalam Pintu benteng musuh, agar bisa membukakan pintu untuk mereka (para mujahidin) dan beliau berhasil membukanya, berbeda dengan Bom Bunuh diri yang menyengaja meledakkan dirinya dengan Bom maka tidak memiliki kemungkinan untuk hidup.

Oleh karena itu waspadalah terhadap da'i-da'i yang menyeru ke dalam neraka karena memperbolehkan Bom bunuh diri sementara syari'at Islam mengharamkan bunuh diri dengan alasan apapun.

Oleh karena itu ketika kita mendapatkan suatu ceramah dari Abdul Shomad atau berita lainnya maka janganlah kita langsung menshare-nya sehingga akan banyak kaum muslimin yang awam yang akan mengikutinya termasuk Bom Bunuh diri tersebut sehingga kita-pun mendapatkan dosa-dosanya juga apalagi dizaman penuh fitnah ini dengan segala fasilitasnya yang sangat canggih.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan apabila sampai kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka (langsung) menyiarkannya. (Padahal) apabila mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri di antara mereka (dalam masalah dunia yakni penguasa dan dalam masalah agama yakni ulama-red), tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan ulil amri). Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah kamu mengikuti setan kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu)."
(QS. An-Nisa': 83)

Adapun Abdul Shomad maka dia bukan ulama dan tidak ada satu ulama-pun (seperti ulama-ulama Saudi, yaman dll) yang mengatakan Abdul Shomad sebagai ulama, belum lagi dia memperbolehkan shalawat nariyah padahal seorang ulama itu adalah yang paling takut kepada Allah akan hisab dan azabnya agar dia tidak berfatwa sembarangan, apalagi Abdul Shomad-pun temannya seorang khawarij yakni Maheer Ath-thuwailibi yang seharusnya dijauhinya

Allahumma arina haqqon haqqoh warzuqnat tibaa'ah wa arinal baatilan batilah wajnubnaj tibaa'ah (Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar adalah benar dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu sebagai kebatilan dan berikanlah kami kekuatan untuk menjauhinya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar