Minggu, 19 September 2010

Sucikan Aqidah dari Noda-Noda Syirik [2]

Landasan Ketiga
Pembagian tauhid :
1. Tauhid Rububiyyah, Khalqiyah, Ar Raaziqiyyah dan yang semisalnya.
Maknanya : bahwa hanya Allah عَزَّ وَجَلَّ semata Yang Maha Mencipta seluruh alam semesta, Allah Rabb mereka, dan Allah lah yang memberikan mereka rezki kepada mereka. Ini tidak diingkari oleh orang-orang musyrik. Mereka tidak menyekutukan Allah pada tauhid jenis ini, bahkan mereka menetapkannya sebagaimana yang akan datang pada landasan keempat –insyaAllah-.

2. Tauhid Dalam hal Ibadah
Maknanya adalah Allah semata pada seluruh jenis ibadah yang akan datang penjelasannya –InsyaAllah-. Pada landasan inilah orang musyirik mempersekutukan Allah. Lafadzh “sekutu” memberikan kesan penetapan ibadah kepada Allah. (1)

Para Rasul diutus untuk menetapkan yang pertama (Tauhid Rububiyyah) dan mengajak orang-orang musyirik kepada yang kedua (Tauhid Ibadah), seperti ucapan para Rasul ketika berkata kepad orang-orang musyirik :

أَفِي اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ

‘Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi?” Qs. Ibrahim :10

هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ

“Apakah ada pencipta selain Allah yang dapat memberikan kalian rezeki dari langit dan bumi? Tidak ada sesembahan yang Haq kecuali Dia;”Qs. Fathir:3

Mereka (para Rasul itu) melarang kesirikan dalam ibadah. Oleh karena itu Allah عَزَّ وَجَلَّ berfirman :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu’,”Qs. An Nahl:36

Yaitu para rasul mengatakan kepada umat mereka “sembahlah Allah saja”. Firman Allah “pada setiap umat” memberikan pelajaran bahwa : tidaklah diutus para rasul kepada seluruh umat kecuali untuk menuntut pengesaan ibadah hanya kepada Allah, bukan sekedar pengenalan bahwa Allah عَزَّ وَجَلَّ Dialah yang Maha Mencipta seluruh alam semesta dan bahwa Dia adalah Rabbnya langit dan bumi, karena mereka sesungguhnya telah menetapkan hal tersebut.

Oleh karena itu, tidaklah datang penyebutan dalam ayat-ayat Al Qur’an tentang tauhid rububiyyah –secara umum- dalam bentuk istifham at-taqrir (pertanyaan yang mengandung penetapan) seperti firman Allah عَزَّ وَجَلَّ :
هَلْ مِنْ خَالِقٍ
“Apakah ada pencipta selain Allah?”Qs. Fathir : 3

أَفَمَنْ يَخْلُقُ كَمَنْ لا يَخْلُقُ أَفَلا تَذَكَّرُونَ

“Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama seperti yang tidak bisa menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.”Qs. An Nahl:17

أَفِي اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ

“Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi?” Qs. Ibrahim :10

أَغَيْرَ اللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ

“Apakah selain Allah yang mengatur langit dan bumi aku jadikan penolong?”Qs Al An’am:14

هَذَا خَلْقُ اللَّهِ فَأَرُونِي مَاذَا خَلَقَ الَّذِينَ مِنْ دُونِهِ

“Inilah ciptaan Allah! Maka perlihatkanlah kepadaku apa yang diciptakan oleh selain Allah.”Qs Luqman:11

أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الأرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ

“Perlihatkanlah oleh kalian kepadaku apa yang mereka (selain Allah) telah ciptakan dari bumi! Apakah mereka memiliki campur tangan pada (penciptaan) langit?”Qs Al Ahqaf:4

Ini adalah Istifham At-Taqrir untuk mereka, sebab mereka menetapkan hal tersebut.

Dengan hal ini, kita mengetahui bahwa orang-orang musyrik tidaklah mengambil dan menyembah patung-patung dan berhala-berhala, dan menjadikan Al Masih dan ibunya serta Malaikat sebagai sekutu Allah karena mereka bersekutu dengan Allah dalam penciptaan langit dan bumi serta penciptaan diri mereka, akan tetapi orang-orang musyrik menjadikan mereka sembahan selain Allah, karena esembahan tersebut dapat mendekatkan orang-orang musyrik tersebut kepada Allah dengan sedekat-dekatnya, sebagaimana yang mereka katakan. Mereka mengakui Allah pada kalimat-kalimat kekafiran mereka sendiri, dan bahwa mereka (sesembahan selain Allah) adalah pemberi syafaat disisi Allah. Allah عَزَّ وَجَلَّ berfirman :

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلا فِي الأرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan mereka menyembah selain Allah yang tidak dapat memberikan mudharat dan manfaat bagi mereka. Mereka mengatakan bahwa sesembahan selain Allah itu adalah pemberi syafaat kami disisi Allah. Maka katakanlah apakah kalian mau memberitahukan kepada Allah apa-apa yang tidak diketahui Nya di langit dan di bumi. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.”Qs. Yunus:18

Allah menjadikan perbuatan mereka mengambil pemberi syafaat sebagai bentuk kesyirikan dan Allah mensucikan diri Nya dari perkara tersebut, sebab tidak ada seorangpun yang mampu memberikan syafaat disisi Nyakecuali dengan izin Nya. Maka bagaimana mereka menetapkan pemberi syafaat bagi mereka dari (orang-orang) yang tidak diizinkan oleh Allah dan tidak berhak untuk memberi syafaat tersebut, dan tidak mampu mencukupi mereka sedikitpun dari Allah عَزَّ وَجَلَّ.

___________________________________________________________
Catatan kaki :
(1) maksudnya adalah lafadz "sekutu" menunjukkan bahwa mereka juga beribadah kepada Allah, tetapi mereak juga beribadah kepada selain Allah, sehingga jadilah mereka orang-orang musyrik

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar