Minggu, 19 September 2010

Sucikan Aqidah dari Noda-Noda Syirik [1]


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Hanya kepada Dialah tempat meminta pertolongan

Segala Puji bagi Allah yang tidak meneriman tauhid Rububbiyah dari hamba Nya, hingga mereka menunggalkan Nya dalam bertauhid ibadah dengan segala bentuk penunggalan. Sehingga mereka tidak membuat tandingan bagi Allah, tidak menyeru kepada siapapun bersama Allah, tidak berlindung pada setiap keadaan kecuali hanya kepada Nya, Tidak berdo’a kepada Nya selain menggunakan nama-nama Nya yang indah, dan tidak bertawassul kepada Nya dengan perantara pemberi syafa’at
.
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ
Tidak ada yang mampu memberikan syafa’at di sisi nya kecuali dengan izin Nya” Qs. Al Baqarah:255
Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah, satu-satunya Rabb dan sesembahan yang benar dan Muhammad adalah hamba dan Rasul Nya yang Allah عَزَّ وَجَلَّ memerintahkan untuk mengucapkan
:
قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلا ضَرًّا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ
Katakanlah: ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah’.” Qs. Al A’raaf:188
Dan cukuplah Allah sebagai saksi. Semoga shalawat dan salams enantiasa tercurah kepada beliau, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya dalam keadaan selamat dari aib-aib dan suci hatinya dari seluruh keyakinan yang mengotorkan (keyakinan yang bersih). Amma ba’du.

Inilah kitab Taththirul I’tiqad min Adranil Ilhad. Suatu kewajiban bagi saya untuk menulis dan menyusunnya tatkala saya melihat dan mengetahui dengan pasti perbuatan yang menjadikan tandingan bagi Allah عَزَّ وَجَلَّ yang terjadi di berbagai kota, desa, dans eluruh negeri yang meliputi Yaman, Syam, Mesir, Nejd, Tuhamah serta hampir seluruh negeri Islam. Yaitu suatu keyakinan terhadap kuburan-kuburan dan orang hidup mengakui bahwa mereka mengetahui perkara-perkara ghaib dan mampu menyingkap hal-hal yang tersembunyi sementara dia berasal dari orang-orang yang rusak, yang tidak menghadiri masjid kaum muslimi, tidak terlihat ruku’ dan sujud kepada Allah, tidak mengenal sunnah dan kitab (Al Qur’an) dan tidak takut kepada hari kebangkitan dan perhitungan (kiamat) dan dari kalangan kaum muslimin.
Allah عَزَّ وَجَلَّ telah memerintahkan kita untuk saling menasehati. Ketahuilah bahwa disini ada beberapa landasan yang termasuk kaidah-kaidah dalam agama termasuk perkara yang paling penting yang harus diketahui oleh orang-orang yang bertauhid.


Landasan Pertama

Telah diketahui secara langsung dalam agama bahwa semua yang terdapat dialam Al Qur’an adalah kebenaran bukan kebathilan, kejujuran bukan kedusataan, petunjuk bukan penyesatan, ilmu bukan kebodohan, keyakinan yang tidak ada keraguan didalamnya. Tidak sempurna keislaman dan keimanan seseorang kecuali dengan menetapkan landasan ini. Perkara ini adalah perkara yang telah disepakati.


Landasan Kedua.

Para rasul dan Nabi –seluruhnya- diutus untuk mengajak para hamba –manusia dan Jin- agar mengesakan Allah عَزَّ وَجَلَّ dengan mengesakan ibadah –hanya kepadanya-. Dan setiap Rasul, pertama kali yang diserukan oleh mereka kepada kaum-kaum mereka adalah firman Allah
عَزَّ وَجَلَّ :
يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ
"
Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya."Qs. Al A’raaf:59

أَلا تَعْبُدُوا إِلا اللَّهَ
agar kamu tidak menyembah selain Allah.”Qs. Hud : 2

أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ
Sembahlah Allah saja dan bertaqwalah kepada Nya serta taatilah aku.”Qs. Nuh:3

Inilah yang terkandung oleh ucapan “Laa Ilaaha Illallah”. Karena sesungguhnya para rasul mengajak umat-umat mereka untuk mengucapkan kalimat ini dan meyakini maknanya bukan sekedar mengucapkannya dengan lisan. Makna Laa Ilaaha Illallah adalah mengesakan Allah عَزَّ وَجَلَّ dalam Ilahiyah dan ibadah dan menolak segala sesuatu yang disembah dari selain Allah serta berlepas diri darinya. Landasan ini tidak diperdebatkan dan diragukan lagi, dan tidaklah sempurna keimanan sampai ia mengetahui dan mewujudkannya.

Wallahu A’lam

Tambahan. Koreksi atas judul kiriman pertama tentang biografi Imam Ash Shan'ani. pada judul tertulis "Sucikan Aqudah dari Noda-Noda Syirik (Biografi Penulis). Yang benar adalah "Sucikan Aqidah dari Noda-Noda Syirik (Biografi Penulis)". Maaf atas kekeliruannya. Jazakumullah Khairan Katsiron
 
Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar