Minggu, 07 April 2019

TERNYATA SYAIKH ABDUL-QODIR AL-JAELANI SEORANG SUNNIY-SALAFIY,BUKAN SHUFIY-ASY'ARIY


🔥🌍⚱📚. TERNYATA SYAIKH ABDUL-QODIR AL-JAELANI SEORANG SUNNIY-SALAFIY,BUKAN SHUFIY-ASY'ARIY

🌐✳️MENGENAL SYAIKH ABDUL QODIR AL-JAELANI

Tahukah anda siapa Asy Syaikh Adul Qadir Al-Jailani? Cobalah lontarkan pertanyaan ini kepada siapa saja yang anda jumpai. Insya Allah mereka akan mengenalnya. Dia adalah seorang wali, dia adalah ulama, dia adalah orang shalih. Ya, nama Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani begitu populer di negeri kita. Beliau dikenal sebagai seorang ulama yang shalih, sekaligus sangat identik dengan berbagai karamah yang dimiliki.
Ada yang meyakini bahwa beliau adalah wali Allah yang mampu terbang tinggi di angkasa raya, atau berjalan di atas air dengan secepat kilat. Bahkan ada pula yang beranggapan bahwa beliau mampu menghidupkan orang yang sudah mati.

Sebenarnya, kisah tentang berbagai keajaiban inilah yang membuat sekian banyak orang mengagumi dan mengidolakan Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani. Sampai sungguh disayangkan, perbuatan sebagian orang yang sangat berlebihan terhadap beliau. Yaitu menjadikan beliau sebagai wasilah (perantara) dalam doa. Dengan keyakinan, tanpa hal itu, doa mereka tidak akan dikabulkan. Jelas ini merupakan sikap yang melampaui batas dan kesesatan yang nyata. Sehingga alangkah baiknya jika kita mengetahui siapa sebenarnya Syaikh Abdul Qadir Jailani. Benarkah beliau mempunyai berbagai keajaiban tersebut? Ataukah sekedar mitos atau dongeng hasil rekayasa orang-orang, yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah?

📌. NASAB BELIAU

Nama lengkap beliau adalah Abdul Qadir bin Abi Shalih Abdullah bin Janki Duwast bin Abi Abdillah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdillah bin Musa Al Hauzy bin Abdullah Al mahdi bin Al Hasan Al mutsanna bin Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib Al-Jailani.

Dengan melihat kepada silsilah keturunan di atas, bisa diketahui bahwa beliau memiliki garis keturunan yang mulia karena berujung kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu. Beliau berasal dari negeri Jailan, sehingga sebutan Al-Jailani merupakan nisbat kepada negeri tersebut. Jailan adalah sebuah nama untuk beberapa daerah yang terletak di belakang Negeri Thabaristan. Beliau dilahirkan di tempat tersebut pada bulan Ramadhan tahun 470 H.

Asy Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani merupakan salah SEORANG ULAMA AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH.

Siapa saja yang membaca dan menelaah biografi beliau yang banyak disebutkan oleh para ulama, niscaya ia akan mendapatkan bahwa beliau BERAKIDAH (salaf) Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat perjalanan hidup beliau selama menuntut ilmu agama. Beliau tiada pernah lepas dari bimbingan para ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Sungguh Allah subhanahu wa ta'ala telah memberikan taufik dan karunia yang sangat besar kepada beliau.

📒. CINTA ILMU SEJAK KECIL

Ya,, Allah menanamkan rasa cinta terhadap ilmu agama semenjak beliau masih anak-anak. Dalam usia yang masih sangat belia, yaitu pada umur 8 tahun, beliau telah meninggalkan tempat kelahiran dan merantau ke kota Baghdad untuk menimba ilmu dari para ulama. Beliau belajar kepada Al Qadhi Abu Sa’ad Al-Mukharrimi. Selain itu beliau pun banyak meriwayatkan hadits dari sejumlah ulama pada masa itu. Di antaranya Abu Ghalib Al Baqillani dan Abu Muhammad Ja’far As Sirraj. Beliau menimba ilmu dari ulama-ulama tersebut, hingga mampu menguasai berbagai ilmu ushul dan khilaf (perbedaan) pendapat para ulama. Bahkan Abu Sa'd Al-Mukharrimi, akhirnya menyerahkan pengelolaan sekolahnya di Babul Ajaj sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.

Semenjak itulah petualangan dakwah beliau dimulai. Dengan kesungguhan yang luar biasa, beliau melaksanakan amanah tersebut. Beliau benar-benar menjadikannya sebagai sarana untuk berdakwah di jalan Allah. Berbagai petuah dan nasihat beliau sampaikan kepada penduduk yang tinggal di sekitar madrasah tersebut.

Hasilnya sungguh di luar dugaan. Beliau mampu mangambil simpati orang banyak, yang selanjutnya mereka menimba ilmu di madrasah tersebut. Bahkan tidak sedikit orang yang bertaubat dari kemaksiatan dan penyimpangan lantaran mendengar nasihat yang beliau sampaikan.

Adz Dzahabi menukilkan ucapan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab beliau, Siyar A’lamin Nubala ketika menyebutkan biografi beliau, Syaikh berkata, ”Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku. Dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.” Hal ini mengingatkan kita betapa besarnya pahala seseorang yang menjadi lantaran sampainya hidayah kepada orang lain. Sebagaimana sabda Nabi kepada Ali bin Abi Thalib yang artinya,

”Demi Allah, sekiranya Allah memberikan hidayah kepada satu orang melalui engkau, maka hal itu lebih baik bagimu dari pada mendapatkan unta merah.” [H.R. Al
Bukhari dan Muslim].

Unta merah adalah gambaran harta yang paling mewah dan berharga.

♻. ️SYAIKH ABDUL QODIR AL-JAELANI ADALAH
AHLUSSUNNAH

Para ulama pun mempersaksikan lurusnya akidah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Persaksian tersebut muncul dari ulama yang sezaman dan langsung menimba ilmu dari beliau. Demikian pula ulama kalangan generasi sepeninggal beliau, yang telah menelaah dan meneliti buku-buku karya beliau. Mari kita simak penuturan salah seorang murid beliau, yang di kemudian hari menjadi ulama yang sangat terkenal, yaitu Ibnu Qudamah.

Suatu saat Ibnu Qudamah pernah ditanya tentang Syaikh Abdul Qadir Al-jailani. Beliau pun menjawab, ”Saat kami tiba di kota Baghdad, ternyata saat itu kami menjumpai Syaikh Abdul Qadir Al Jailani berada di puncak tertinggi dalam hal ilmu, fatwa, zuhud.”

Ibnu Rajab menyatakan, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani termasuk seorang ulama yang komitmen terhadap (ajaran) SUNNAH dalam berbagai permasalahan yang berkenaan tentang sifat-sifat Allah, takdir, dan yang semisalnya. Beliau pun sangat serius dalam membantah
siapa saja yang menyelisihi perkara tersebut.”

Bukti semua ini adalah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani sendiri berkata dalam kitabnya yang sangat terkenal, Al Ghunyah, ”ALLOH BERADA DI ATAS LANGIT, DI ATAS ARSY, menguasai kerajaan alam semesta, ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, kepada-Nya lah naik katakata yang baik dan amalan shalih. Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, lalu urusan itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang sama dengan seribu tahun menurut perhitungan manusia. TIDAK BOLEH DIKATAKAN BAHWA ALLOH ADA DI SEGALA TEMPAT. Bahkan Dia di atas langit, di atas Arsy, sebagaimana Allah berfirman yang artinya, “Ar-Rahman (Allah) TINGGI ISTIWA' DI ATAS ARSY.” [Q.S. Thaha:5].

Dengan demikian, karya beliau yang bernama Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq ini, menjadi salah satu bukti otentik yang menunjukkan bahwa beliau adalah seorang ulama
yang BERAQIDAH (salaf) Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Hal senada juga pernah diungkapkan oleh para ulama masa kini. Di antaranya adalah Asy Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Makhdali dalam
kitab beliau yang berjudul Al Haddul Fashil,
”Aku telah mendapatkan akidah Syaikh Abdul Qadir Al Jailani di dalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. Ternyata beliau adalah SEORANG SALAFIY. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah, serta berbagai akidah yang lainnya di atas MANHAJ SALAF.
Beliau juga sangat perhatian dalam membantah berbagai kelompok sesat seperti Syi’ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabriyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya.”

Adapun mengenai berbagai kisah tentang karamah yang disandarakan kepada beliau, maka TIDAK SEMUA KISAH TERSEBUT BENAR adanya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa riwayat yang menyebutkan karamah yang beliau miliki telah mencapai derajat mutawatir (sangat banyak). Dan sebagian kisah itu memang benar adanya. Namun, tidak sedikit kisah-kisah yang tidak bisa dipertanggungjawabkan keabsahan dan kebenarannya.

Oleh sebab itu, Ibnu Rajab mengatakan, ”Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani adalah orang yang diagungkan pada masanya. Sungguh beliau telah dimuliakan oleh sekian banyak syaikh, baik kalangan ulama ataupun para ahli zuhud. Yang demikian itu karena beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri, yang menghimpun cerita-cerita tentang berbagai keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam tiga jilid kitab.

Namun orang itu telah mencantumkan hal-hal YANG ANEH DAN DUSTA. Padahal cukuplah seorang itu dikatakan berdusta, jika dia menceritakan segala yang dia dengar. Sebagian isi kitab itu telah kubaca, dan qalbuku tidak tenang untuk meriwayatkan segala kisah yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah populer dari kitab selainnya. Selain itu, banyak riwayat dalam kitab ini yang bersumber dari orang-orang yang majhul (tidak dikenal). JUGA TERDAPAT PERKARA-PERKARA YANG MUSTAHIL, SESAT, KLAIM DAN UCAPAN YANG BATIL. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.” [Dzail Thabaqat Hanabilah, 1/293, karya Ibnu Rajab].

Imam Adz Dzahabi menyebutkan, ”Tidak ada seorang ulama besar yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisahnya, selain Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Namun, BANYAK DARI RIWAYAT-RIWAYAT ITU YANG TIDAK BENAR. Bahkan ada yang mustahil terjadi.”

Tidak ketinggalan Ibnu Katsir juga memberikan komentarnya mengenai beliau ini dalam Al-Bidayah wan Nihayah, beliau mengatakan, ”Orang-orang banyak menukilkan hal dari Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, baik berupa ucapan, perbuatan, penyingkapan urusan gaib, yang mayoritasnya adalah ghuluw (sikap EKSTRIM). Padahal beliau adalah seorang yang shalih dan wara’. Beliau menulis kitab Al Ghunyah dan Futuh Al Ghaib. Dalam kedua kitab ini terdapat perkara-perkara yang baik, namun beliau kadang membawakan hadits-hadits yang lemah, bahkan palsu. Akan tetapi secara global, beliau merupakan seorang figur di kalangan pemimpin para masyayikh.”

(Sedikit perubahan judul, dari admin)

Sumber :
Majalah Qudwah Edisi 2
Dari tulisan : Al-Ustadz Abu Hafiy Abdullah -hafidhohulloh-
https://www.atsar.id/2015/03/siapakah-syaikh-abdul-qodir-al-jaelani.html?m=1

📇. Gabung Channel :
🔘 http://telegram.me/KEUTAMAANILMU
🔘 http://telegram.me/SERIFIRQOHDANALIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar