Selasa, 01 Januari 2019

PERINTAH UNTUK MENGIKUTI JALANNYA SAHABAT NABI SHALLALAHU 'ALAIHI WASALLAM



PERINTAH UNTUK MENGIKUTI JALANNYA SAHABAT NABI SHALLALAHU 'ALAIHI WASALLAM 


Allah Tabaroka wa Ta'ala berfirman:

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍ  ۙ  رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا  ۗ  ذٰلِكَ الْـفَوْزُ الْعَظِيْمُ

"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah: 100)


Berdasarkan ayat diatas 👆, hanya ada 3 (tiga) kelompok yang mendapatkan keridhoan Allah dan akan memasuki surga-Nya, yaitu:
 1.  Kelompok Muhajirin (para syahabat Nabi yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah).
 2. Kelompok Anshar (para syahabat Nabi yang tinggal di Madinah yang menolong kelompok Muhajirin diatas.
 3. Kelompok yang mengikuti Muhajirin dan Anshor dengan benar.

Sementara kita ini bukanlah termasuk kelompok Muhajirin atau Anshor yang mereka adalah para Syahabat Nabi maka tidak ada pilihan lain bagi kita untuk mendapatkan keridhoan Allah dan syurga-Nya tersebut kecuali dengan menjadi kelompok ketiga yaitu kelompok yang mengikuti jalannya mereka (Muhajirin dan Anshor) dengan benar.


Oleh karena itu seseorang ketika belajar ilmu agama hendaknya ia mengetahui apakah ulama atau ustadz-nya itu mengikuti jalannya para Sahabat Nabi  atau tidak? Karena banyak kelompok yang mengaku berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan Sunnah tetapi ternyata dia seorang khawarij atau sufi atau aliran sesat lainnya.


Seandainya tidak mengetahuinya maka demi keselamatan agamanya hendaknya tidak malu untuk bertanya ke gurunya tersebut, bukankah dalam masalah dunia saja ada pepatah: malu bertanya sesat dijalan? Apalagi ini masalah yang berkaitan dengan keselamatan agama dan akhiratnya.

Sehingga ketika sang ustadz memerintahkan suatu amalan maka tanyakanlah, apakah ada dalilnya tidak? Apakah haditsnya shahih? Siapakah yang menshahihkannya? Apakah Imam Bukhari-Muslim atau pakar hadits zaman sekarang seperti Syaikh Al-Albani yang telah menshahihkannya? Kalau haditsnya jelas shahih maka apakah salafus shalih memahaminya seperti itu? Jika sudah jelas dalil dan pemahamannya seperti itu, barulah mengamalkannya. Maka itu namanya Ittiba' (beramal dengan dalil) dan bukan Taqlid (mengikuti perkataan seseorang tanpa dalil). Jadi Ahlus sunnah itu fanatik-nya kepada Allah dan rasul-Nya saja.


Akan tetapi kalau gurunya tersebut tidak memakai dalil atau memakai pendapatnya saja atau hanya mengikuti keumuman manusia atau terlihat jelas menyelisihi nash-nash yang ada maka demi keselamatan agamamu sebaiknya carilah guru yang lain saja yang lebih mencocoki Al-Qur'an dan As-sunnah di atas pemahaman salaful ummah dan demikian seterusnya.


Sungguh barang siapa yang berusaha bersungguh-sungguh seperti itu dengan mengharapkan ridho Allah dan takut kalau jalannya menyelisihi jalannya Nabi Shallalahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya serta tidak fanatik ke tokoh siapapun atau golongan apapun dan tidak tertipu dengan keumuman manusia sehingga jika diajak kepada kebid'ahan atau pemahaman yang tidak jelas maka dia tidak mau mengikutinya, karena mengikutinya kepada yang sudah jelas saja yakni Al-Qur'an, hadits yang shahih dengan pemahaman para Sahabat Nabi maka niscaya Allah akan menunjukkan ke jalan yang dilalui oleh Nabi Muhammad Shallalahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya itu serta nanti seiring waktu akan mengetahui juga segelintir Ulama-ulama yang menyeru ke jalan Allah tersebut dan da'i-da'i gadungan yang menyelisihinya, Allah berfirman:

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh berusaha untuk (mencari keridhoan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami" (QS. Al-'Ankabut: 69)


Wabillahit Taufiq wal hidayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar